“Salah
satu maqam( tahapan) spiritual dalam dunia tasawuf adalah zuhud.Secara
prinsip zuhud tidak sama dengan meninggalkan dunia”.Demikian penjelasan KH Said
aqil Siraj dalam pengajian tasawuf PBNU dilantai 5 gedung PBNU Jakarta pusat,senen
29 januari 2013 M.
“Zuhud”bukan berarti mlarat,menganggap dunia ini kecil meskipun orang itu kaya raya,itu “zuhud”terangnya.
“Zuhud”bukan berarti mlarat,menganggap dunia ini kecil meskipun orang itu kaya raya,itu “zuhud”terangnya.
Ketua
Umum PBNU itu juga menyatakan bahwa para wali Alloh yang zuhud,tidak sedikit
yang memiliki harta melimpah ini menunjukkan bahwa zuhud tidak bergantung pada
jumlah kekayaan duniawi,melainkan pengakuan tulus bahwa alloh lah satu-satunya
keagungan paling haqiqi.
“Kekayaan
Indonesia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia,tapi bisa
tidak cukup untuk satu orang tamak,nilai kekayaan bersifat relatif bagi
masing-masing orang,dan karenanya mustahil menjadi sumber mutlak bagi
kebahagiaan seseorang”demikian katanya.
Kang
Said.sapaan akrabnya,juga menerangkan perihal tingkatan-tingkatan spiritual (maqamat)
dalam tasawuf yang terjadi dalam tiga proses yakni:Takhali(pembersihan
diri),tahali(penghiasan diri)dan Tajalli(pengejawantahan diri).Taubat,wara’ dan
zuhud
Merupakan
serangkaian proses takhalli yang dapat menimbulkan rasa takut(khauf) pada
Alloh dalam diri seseorang sehingga giat
pada usaha penghambaan(ta’abud),
Sementara
tawakal,ridla dan syukur menempati fase(tahapan) dimana pada tahapan ini
memancarkan harapan akan Alloh(raja’)dengan orientasi upaya mendekatkan diri
kepadaNya (taqarrub).
Tajali
merupakan proses ke tiga dimana dalam tahapan ini penempuh jalan tasawuf akan
menerapkan mahabbah(cinta), thuma’ninah(ketenangan), dan ma’rifah(penyaksian), tahapan
ini mengakibatkan seseorang untuk senantiasa harmonis (uns) dengan Alloh dengan
segala prilaku yang merupakan bentuk realisasi akan
kebenaran,keindahan dan kebaikan Alloh (tahaqquq).
0 komentar:
Posting Komentar