Selamat Datang

Selamat Datang di BLOG MWC NU Kesugihan Cilacap

Jumat, 14 Desember 2012

KH.ACHMAD SIDDIQ.PELETAK DASAR KHITTAH NU

Sejak belajar di Pesantren Tebuireng,ia sudah menunjukkan kewibawaannya,cerdas tapi tidak banyak tingkah.Di usianya yang masih muda,dia sudah memegang ilmu tuwo.Jangankan teman sekelas,gurupun segan padanya.Hanya ada seorang santri yg berani menggodanya.Dialah Abdul Muchit Muzadi,alias Muchit kecil yang kelak akan menjadi seketaris pribadinya.

Kiai Achmad lahir di jember pada hari ahad legi 10 Rajab 1344H/24 Januari1926M,putra bungsu KH.Muhamad Siddiq dari nyai Maryam,Ia adalah adik kandung KH.Machfudz Siddiq.

Pendidikan :Pendidikan dasar dimulai dari SR Islam Jember,kemudian melanjutkan di Madrasah Salafiyah Pesantren Tebuireng Jombang hingga tamat kelas enam.Di Pesantreen yang di asuh oleh Hadratusy Syeikh ini,ia menjadi salah seorang kader utama KH.A.Wahid Hasyim Asy'ari.Wahid Hasyimlah yang membantu perkrmbangan watak dan kecakaoannya.Termasuk mengajarkan ketrampilan mengetik dan membuat konsep-konsep dalam organisasi.

Pengbdian:Koordinator Gerakan Pemuda Isalam Indonesia (GPII,ormas pemuda dibawah naungan Masyumi)untuk wilayah jember dan besuki (1945 ),hingga masuk dalam kepengurusan tingkat jawa timur.Ia juga pernah menjadi Ketua PWNU Jawa Timur,menggantikan KH.Abdulloh Siddiq,kakaknya.

Dalam Muktamar NU ke 27di situbondo fahun 1984,ia terpilih sebagai Rois Aam PBNU dengan KH.Abdurrohman Wahid ssebagai Ketua Umum Tanfidziyahnya.Kiai Achmad menggantikan KH.Ali Maksum,sedangkan Gus Dur menggantikan DR.KH.Idham Kholid.

Kiai Achmad inilah pemrakasa gerakan kembali ke khitthah NU 1926 yang diputuskan di situbondo'
Ide ide segar tentang pembaruan NU banyak bermunculan dari beliau,misalnya tentang Fikrah Nahdiyah,NU menerima azas pancasila,Konsep Ukhuwah NU dan tentu saja tentang Khitthah NU yang monumental.Ide ide segar beliau banyak di tulis oleh KH.Abdul Muchith Muzadi,teman semasa di Tebuireng,yang menjadi sekretaris pribadinya.

Sampai sekarang Fikrah Nahdiyah dan khitthah Nahdiyah karya KH.Achmad Siddiq masih menjadi pemandu utama PBNU untuk menentukan langkahnya,begitu juga dengan konsep ukhuwahnya.
KiaI Achmad dikenal pandai membuat tamsil.Dalam pembukaan Muktanar NU KE 28 DI Krapyak,Yogyakarta(1989),ia membuat tamsil yang jitu di sela khotbah Iftitahnya.'NU ini ibarat kereta api yang rel dan arah tujuanyya sudah jelas.Bukan taksi yang bisa dibawa kemana saja oleh penumpangnya.Rel NU sudah jelas'.

Pada kesempatan lain beliau melanjutkan'Rel dan tujuan NU sudah jelas.Sarat sarat untuk menjadi masinis juga sudah ditentukan dg jelas.Barang siapa tidak sejalan dengan tujuan NU,ya jangan naik kereta NU,Si;lakan cari kendaraan yang lain saja,'.

0 komentar:

Posting Komentar