Jember, NU Online
Maraknya politik transaksional karena ketidakdewasaan politisi dalam bersikap telah melahirkan konflik. Akibatnya kerukunan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia tecerderai. Hal ini telah memperlemah posisi Pancasila.
Hal tersebut dikemukakan Wakil Ketua Umum PBNU, H. As’ad Said Ali saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Kerukunan Bernegara di Gedung Mas Soerachman, Universitas Jember, Jawa Timur, Senin (25/11).
Menurutnya, demi mengejar kekuasaan, para elite politik rela melakukan apa saja, termasuk demokrasi transaksional. “Seharusnya sistem demokrasi di Indonesia melahirkan tokoh politik yang memiliki sifat kenegarawanan, bukan malah menjamurnya 'pencuri' yang menjadi politisi,” ujarnya.
As’ad menambahkan, sejumlah konflik di tanah air banyak disebabkan karena ketidakdewasaan elit politik dalam “bermain”. Yang memilukan, katanya, konflik tersebut mulai dikembangkan dengan menggunakan isu agama.
“Saya tahu yang bermain itu adalah para elite. Sekarang yang menjadi korban rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa,” sambungnya.
As’ad berharap agar bangsa Indonesia kembali kepada Pancasila sebagai pegangan hidup. Pancasila memang dirancang untuk falsafah hidup bangsa Indonesia yang beranegka ragam budaya dan sukunya. “Kalau berbicara kerukunan bernegara ya Pancasila rujukannya,” ucapnya.
Sarasehan itu sendiri dihadiri para mahasiswa, aktivis, tokoh masyarakat dan sejumlah kiai. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris PCNU Jember, KH. Misbahussalam.
Maraknya politik transaksional karena ketidakdewasaan politisi dalam bersikap telah melahirkan konflik. Akibatnya kerukunan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia tecerderai. Hal ini telah memperlemah posisi Pancasila.
Hal tersebut dikemukakan Wakil Ketua Umum PBNU, H. As’ad Said Ali saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Kerukunan Bernegara di Gedung Mas Soerachman, Universitas Jember, Jawa Timur, Senin (25/11).
Menurutnya, demi mengejar kekuasaan, para elite politik rela melakukan apa saja, termasuk demokrasi transaksional. “Seharusnya sistem demokrasi di Indonesia melahirkan tokoh politik yang memiliki sifat kenegarawanan, bukan malah menjamurnya 'pencuri' yang menjadi politisi,” ujarnya.
As’ad menambahkan, sejumlah konflik di tanah air banyak disebabkan karena ketidakdewasaan elit politik dalam “bermain”. Yang memilukan, katanya, konflik tersebut mulai dikembangkan dengan menggunakan isu agama.
“Saya tahu yang bermain itu adalah para elite. Sekarang yang menjadi korban rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa,” sambungnya.
As’ad berharap agar bangsa Indonesia kembali kepada Pancasila sebagai pegangan hidup. Pancasila memang dirancang untuk falsafah hidup bangsa Indonesia yang beranegka ragam budaya dan sukunya. “Kalau berbicara kerukunan bernegara ya Pancasila rujukannya,” ucapnya.
Sarasehan itu sendiri dihadiri para mahasiswa, aktivis, tokoh masyarakat dan sejumlah kiai. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris PCNU Jember, KH. Misbahussalam.